Do's and Dont's

Natserract

Natserract

Nov 01, 2021

Do's and Dont's

Ini murni pendapat saya, tidak memaksa orang untuk pro atau kontra. Lihat dan ambil manfaatnya. Diambil berdasarkan kisah nyata pengalaman pribadi, do's apa yang saya lakukan versi saya, dan dont's apa yang harusnya tidak dilakukan.

Don't: expect too much!

Ini berlaku dalam hal apapun, harapan yang berlebih terhadap sesuatu itu ga baik. Tapi optimis itu penting dan dibarengi dengan ikhtiar. Jangan terpaku di satu pilihan, buat beberapa opsi lainnya, biar ga terus2an menunggu dan berharap.

Misalnya: Lamaran pekerjaan, kasih batas waktu dari pemberitahuan perusahaan + self. Lamar di perusahaan lain dgn more or equal quality yg sama, buat timing perusahaan A brp lama, perusahaan B brp lama, jika waktu masa tenggang udah dibuat, keputusan jadi lebih matang. Ingat kamu harus punya prinsip dan tegas sama keputusan kamu sendiri.

Dan kalaupun sudah agree di perusahaan yang sekarang, dan tiba2 ada konfirmasi dari perusahaan sebelumnya yg dilamar, jangan menyesal bisa jadi di perusahaan yang sekarang malah lebih baik (percaya takdir). Kalo untuk opsi lainnya, mungkin bisa intern dlu brp months, trs tetep jalanin proses hiring di perusahaan sebelumnya, dan relocation after e.g 3 months.

Do: something you're interested in

Apapun hal yang kita lakuin kalo itu buat kita interest tentunya bakalan happy ngejalanin nya (e.g. kerja, belajar, etc) . Sama kayak ketika lagi belajar bahasa pemrogaman, PLEASE "DON'T LEARN ANYTHING, KARENA NGIKUTIN HYPE ", but what ur case/interest in.

Ini yang saya terapin sampai saat ini, i don't care what people say "hype, hype" whattt??. Karena sesuatu yang kita pelajarin itu akan bermanfaat bagi diri sendiri dan bahkan orang lain, tetep berada di laluan garis hati, selagi itu menarik dan kamu suka, oprek terus sebisa mungkin.

"Keep an eye" mungkin ini memang yang terjadi di lapangan. Di jaman sekarang teknologi terus2 berkembang, resikonya mau gamau kita juga harus ngikutin apa yang baru dan belajar2 lagi. So, santai kamu ga harus belajar semua yang baru kok. Pilih sesuai dengan 5 w + 1h, ditambah apa tujuan kamu belajar itu?

Saya lebih interest sesuatu yang dikit tapi dalam, daripada banyak tapi tidak. Maksudnya disini adalah "expert", memang ilmu itu luas, se-expert2nya masih juga harus belajar, but satu hal yang kamu pelajari hari ini itu artinya kamu satu langkah lebih maju dari sebelumnya. Learn from your case/problem dan gali lebih dalam dengan mengambil pacuan yang ngeboost up semangat kamu, misalnya buat artikel/sharing, upload to youtube, whatever. Dengan cara ini kita bakal bisa lebih banyak explore informasi, bahkan one step ahead dari lainnya.

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ

“Bersemangatlah melakukan hal yang bermanfaat untukmu dan meminta tolonglah pada Allah, serta janganlah engkau malas” (HR. Muslim no. 2664).

Don't: pawn your afterlife with money

Dalam sehari ada 24 jam, 1440 menit, 31.536.000 detik, waktu berjalan umur berkurang. Bagi waktumu untuk akhiratmu, ingat seindah apa pun bunga mawar pasti akan layu. Hidup ga melulu tentang uang uang, kerja kerja. Hasan Al Bashri رَحِمَهُ اللهُ mengatakan

ابن آدم إنما أنت أيام كلما ذهب يوم ذهب بعضك

“Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. Tatkala satu hari itu hilang, maka akan hilang pula sebagian dirimu.”

Saya bukan ustadz/sok2an ceramah, tapi ini haq dan ingin saya sampaikan. Ini yang saya juga sempat rasakan, terkadang ketika sudah asik ngoding atau memang ada problem yang belum solve ini bisa bikin waktu sholat tertunda dan kadang kepikiran. Mungkin sebagian orang juga merasakan ini, cara yang terbaik adalah paksa biar terbiasa. Tegas dan buat perubahan buat diri sendiri, mana waktu untuk ibadah, mana waktu untuk kerja, totalitas dalam sesuatu.

Bahkan sebagian orang, rela meninggalkan sholat nya dengan alasan kerja/lembur/sibuk/whatever (semoga kita dijauhkan dengan hal seperti ini). Hati-hati jangan terpedaya, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur [al-Hadîd/57:20].

Do: spoiled yourself

Hei kamu tau kan, umumnya 1 minggu itu 5 hari kerja, 2 hari libur/weekend. Sama kayak diri sendiri, kita juga butuh refreshing/hal yang buat urat wajah naik (senyum) haha. Setiap orang punya caranya masing2 untuk ngeboost up dirinya, entah itu jalanin hobi-lah, beli barang kesukaan, hangout, jalan2 lah, whatever you want.

Kalau saya sendiri, karena biasanya kerja dirumah jadi diem terus ga keluar2, utk ngeimbangin supaya ga stress biasanya ya seminggu itu disempet2in ketemu sama temen, saudara entah itu hangout lah, ngobrol, cerita2, entah ini kerasa bgt efeknya apa karena manusia makhluk sosial ya. Bahkan kalaupun pas kerja, juga saya ga terus2an kerja full 8 jam, ya sempet2in liat youtube, keluar bentar beli cemilan, malah kadang tidur sebentar (tapi time tracker masi jalan :D).

Ini perlu banget sih, ga ada salahnya manjaiin diri sendiri, anggapannya kamu sudah spent your time untuk kerja (kewajiban) kamu juga harus dapet reward buat diri sendiri dong. Dan ini saya pikir harus diterapin juga sih buat perusahaan, karyawan udah ngasi hal yang terbaik, perusahaan harus ngasi yang lebih baik lagi untuk karyawannya, loyalty itu perlu, biar ga monoton gitu2 aja.

Don't: be a programmer seumur hidup.

The half-life of an engineer, software or hardware, is only a few years.

Judulnya mungkin agak nyindir, tapi tidak bermaksud begitu. Saya pikir, programmer bukan profesi jangka panjang meskipun itu terus berkembang setiap tahunnya, alasannya karena code, ke-elokan programmer tidak seelok yang orang2 kira. Disana penuh dengan burnout, stress, bullyan, etc tapi bukan berarti tidak ada hal positif (pasti ada).

Saya tidak mau nge-code sampai tua atau sampai berpuluh-puluh tahun kecuali kamu professor computer scientist. Setiap orang memang berbeda-beda tujuan dan liku hidupnya, untuk saat ini saya lebih memilih untuk buka bisnis/usaha kecil2an, menjadi programmer hanya batu loncatan saya saja untuk kedepannya nanti. Meskipun usaha kecil, setidaknya bosnya adalah diri sendiri impactnya kesaya banyak bgt, salah satunya belajar bisnis.

Disuatu waktu saya pernah mendengar dari seseorang, profesi terbaik/akhir sebenernya adalah usaha, karena mau jabatan kamu dpr, dokter ujungnya2 kalo punya mental kedepan rata-rata buka usaha sendiri. Sempat juga tanya ke mas2 jual kentang goreng, "gimana mas? enakan usaha sendiri apa ikut orang?", "ya enakan kerja sendiri mas, bebas jadi ga terikat, dan blabla".

Kemarin juga saya dengar, jualan nasi goreng dekat rumah saya perhari pendapatan kurang lebih 400rb, kalikan 30 hari ngalahin gaji orang jakarta. Ini bukan berarti buka usaha itu manis2 aja ya, sama kok juga ada pahitnya. Tapi kebayang ga kalo itu milik sendiri?

Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia (UU HAM) yang berbunyi, "Setiap orang bebas untuk mempunyai, mengeluarkan dan menyebarluaskan pendapat sesuai hati nuraninya, secara lisan dan atau tulisan melalui media cetak maupun elektronik dengan memperhatikan nilai-nilai agama, kesusilaan, ketertiban, kepentingan umum, dan keutuhan negara".